Senin, 03 Oktober 2011

Bagaimana Perkembangan Bahasa Indonesia Saat Ini ??

Yaa inilah tugas pertma softskill di kelas 3 yang di berikan oleh dosen Bahasa Indonesia, Ibu Desi Restiani. Si ibu dosen memberikan tugas berupa essay ini, bagaimana pendapat kita mengenai perkembangan bahasa Indonesia saat ini. Kalau begitu kita akan segera masuk ke inti dari essay ini.
1.       Sejarah Bahasa Indonesia
a.       Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Perkembangan bahasa Melayu dapat di lihat dari, di antaranya:
·         Tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh pada 1380 M
·         Prasati Kedudukan Bukit, Palembang, 683 M
·         Prasati Talang Tuo, Palembang, 684 M
       Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyrakat nusantara sebagai bahasa pemersatu.
b.        Perkembangan Basha Indonesia Sesudah Merdeka
Bahasa Indonesia lahir paada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Pada saat itu para pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat. Berikut isi sumpah pemuda:
1.       .Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2.       Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3.       Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
2.                     Bahasa Indonesia sekarang
Saat ini bahas Indonesai menumbuhkan banyak varian yang bisa di sebut sebagai dialek. Berikut ini macam-macam dialek:
1.       Dialek Sosial, dialek yang di gunakan oleh kelompok masyarakat tertentu. Contoh: dialek remaja.
2.       Dialek Regional, rupa-rupa bahasa yang di gunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang di gunakan di suatu daerah dengan bahasa yang di gunakan di daerah lain meski berasal dari eka bahasa. ContohL dialek Betawi dan Medan.
3.       Dialek Temporal, dialek yang di gunakan pada kurun waktu tertentu. Contoh: dialek Melayu jaman Sriwijaya.
4.       Idiolek, keseluruhan ciri bahas sesorang.
         Jaman sekarang, di pastikan kita akan jarang sekali menemukan sesorang yang benar-benar menggunakan bahas Indonesia murni. Ini di karenakan terdapatnya kata serapan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, Lampu, di ambil dari bahas Inggris, yaitu Lamp. Koran, di ambil dari bahasa Arab, yaitu Quran (kitab suci umat Islam). Namun penggunaan bahasa Indonesia sekarang ini makin tidak benar, sebagian masyrakat lebih bangga menggunakan bahasa asing, seperti Jepang, China, dan Inggris. Hal ini bisa di buktikan dalam kehidupan sehari-hari, lihat teman Anda, pacar Anda, atau siapa saja di sekitar Anda, mereka mulai menggunakan bahas asing, karena mereka anggap bahasa asing itu keren.
Sebagian masyarakat kita bangga menggunakan bahasa asing. Sebagai contoh, ketika kita berkunjung ke area rekreasi di negeri ini (Dufan, TMI, dll) kita akan melihat tulisan berbahas asing dimana-mana, seperti di plang MASUK. Di plang MASUK ini akan kita dapati bahasa asing di atas bahas Indonesia, ini berarti mereka meninggikan/menomor satu kan bahasa asing, dan bahas Indonesia di nomor duakan. Saya pernah melihat acara Wara-Wiri di Trans7, kala itu komeng dan Adul sedang jalan-jalan ke Korea Selatan, saya melihat mereka sedang di stasiun kereta. Kemudia saya lihat ke arah plang penunjuk arah di stasiun tersebut, alangkah bangganya orang Korea dengan bahasa mereka sendiri, mereka meletakan tulisan MASUK dengan bahasa Korea di bagian atas, kemudian di bawah tulisan tersebut baru di isi dengan bahasa Inggris.
Berikut ini saya berikan contoh “Bangga Akan Bahasa Sendiri”




Bisa di lihat di sertifikat di atas, Universitas Gunadarma menggunakan bahas Inggris dalam menyebut Universitas, sementara Universitas de Bourgogne menggunakan bahasa mereka sendiri, yaitu Bahasa Prancis. Apa susahnya sih menuliskan “Universitas Gunadarma”??





3.                     Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia
·         Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
·         Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.
·         Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
·         Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
·         Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
·         Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
·         Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
·         Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
·         Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
·         Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
·         Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
·         Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
·         Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
·         Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
·         Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
·         Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa (www.wikipedia.com)






Nama : Prayogi Karindyka
Kelas  : 3 KA 15
NPM   : 10109622