Sabtu, 29 Januari 2011

ORGANISASI TENTANG HACKER

Serangan Hacker Merah Putih pada 31 Agustus 2010 lalu menginspirasi saya untuk mengusulkan kepada pemerintah Republik Indonesia supaya membentuk apa yang saya sebut Tentara Hacker Indonesia (THI). Pertimbangannya jelas, ke depan ini kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu pilar utama kekuatan sebuah negara. Lemah di bidang ini, kedaulatan negara dan kepentingan ekonomi nasional menjadi taruhannya dalam cyber war.

Saya yakin, Pemerintah RI sudah mengantisipasi hal ini, dan mungkin sudah membentuk semacam unit cyber war atau apa untuk mengantisipasi berbagai ancaman terkait penggunaan teknologi informasi. Jadi, biarlah itu diurusi oleh pemerintah.

Nah, ide saya sebenarnya lebih saya tujukan kepada komunitas-komunitas hacker atau hacker individual yang tertantang untuk memaksimalkan potensinya. Lebih khusus lagi tertantang untuk ambil bagian dalam perang cyber melawan malaysia misalnya (atau negara-negara lain yang berpotensi menganggu kedaulatan RI).
Yang saya bayangkan, individu-individu hacker Merah Putih ini mulai memikirkan untuk membentuk tim atau kelompok. Ya dari semula lone ranger lalu menjadi semacam grup, unit, kelompok-kelompok hacker. Untuk kepentingan pengorganisasian, tentunya perlu ada pemimpin dalam masing-masing kelompok tersebut.

Kelompok, unit, atau grup itu bisa dibentuk berdasarkan wilayah, misalnya dari Aceh ada Aceh Hacker Team, dari Yogyakarta ada Yogyakarta Hacker Team, dari Timika ada Timika Hacker Team, dll. Bahkan, bila perlu ada kelompok-kelompok hacker berdasarkan basis desa, kecamatan, baru kabupaten atau kota. Masing-masing kelompok ini bisa membentuk suatu struktur komando teritorial ala struktur TNI yang lama; mulai dari korem, kodim, dst, sehingga masing-masing wilayah memiliki semacam “struktur organisasi & komando”.
Saya juga usulkan supaya ada jenjang kepangkatan buat struktur organisasi Tentara Hacker Indonesia ini. Ada kelas tamtama, bintara, dan perwira. Bagaimana mengukurnya? Ya, kayak jamannya Jenderal Naga Bonar saja deh, dihitung berdasarkan jumlah pasukan yang dibawa hehehe… (makanya penting banget membentuk kelompok/komunitas hacker). Serahkan saja pada proses, mungkin pangkat tertinggi baru di level kolonel. Tapi kan kolonel juga kalau pegang pasukan juga bisa kudeta, kan hehehe….

Entah organisasi hacker sebagai cikal-bakal THI ini berbentuk asosiasi semata atau organisasi yang ketat, biarkan proses alamiah yang membentuknya. Yang penting pemikiran untuk mempersatukan hacker itu harus mulai ada dan dicoba untuk mewadahinya.

Anggap saja THI ini mirip milisi-milisi di jaman perang kemerdekaan RI dulu. Yang penting kesatuannya sudah ada, persenjataan ada (hacking skill), komandannya sudah ada, sehingga bila sewaktu-waktu ada seruan perang cyber (melawan malaysia misalnya), mereka sudah siap dikirim ke medan perang.
Saya yakin jika ide ini terus digulirkan dan didiskusikan, bukan mustahil suatu hari nanti akan muncul jenderal-jenderal hacker yang pamornya tak kalah dengan jenderal-jenderal besar Republik Indonesia. Jadi ayo…. sambil terus bergerilya menggasak situs-situs malaysia, pikirkan persatuan dan kesatuan untuk membentuk Tentara Hacker Indonesia, tentara masa depan Indonesia. Merdeka!!!

Jangan dulu punya anggapan buruk dengan yang namanya Hacker, karena anda mesti tahu seperti apa Hacker sejati itu. Masalahnya, ada sekelompok orang yang menyebut-nyebut dirinya sebagai Hacker padahal mereka itu adalah seorang Cracker. Hacker sejati sebenarnya tidak sejahat (atau bahkan tidak jahat sama sekali) seperti yang kebanyakan dipikirkan orang. Hacker adalah sekumpulan atau beberapa kelompok yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengengetahuan dan sharing informasi bebas tanpa batas. Hacker adalah seseorang yang tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai kerja suatu system,komputer, atau jaringan komputer. Mereka terdiri dari para programer yang ahli jaringan. Mereka jugalah yang berjasa membangun Internet lewat pengembangan sistem operasi UNIX.

Istilah Hacker sendiri lahir sekitar tahun 1959 dari MIT(Massacusetts Institute of Technology), sebuah universitas di Amerika yang terdiri dari orang-orang cerdas namun cenderung tidak mempercayai adanya Tuhan (Atheis). Saat itulah semua berawal, dari sebuah ruangan baru, "EAM room" pada Building 26 MIT, sebuah tempat yang merupakan nenek moyang dari "dunia baru" yang kini kita kenal, tempat nenek moyang sebuah mesin yang kini kita sebut sebagai "komputer", mesin yang mampu membawa kita menuju kelebihbaikan dengan kebebasan informasi, dunia para Hacker sejati.

Para Hacker selalu bekerjasama secara sukarela menyelesaikan masalah dan membangun sesuatu. Mereka selalu berbagi informasi, memberi jawaban serta berlomba-lomba untuk berbuat yang terbaik agar dihormati di lingkungannya. Mereka tidak pernah berhenti belajar untuk menjadi ahli dan sangat anti untuk melakukan sesuatu berulang-ulang dan membosankan. Mereka berpedoman pada kata-kata bijak : “Untuk mengikuti jalan - pandanglah sang ahli - ikuti sang ahli - berjalan bersama sang ahli - kenali sang ahli -jadilah sang ahli ”
Sementara itu, para cracker sibuk untuk memuaskan diri mereka dengan aktivitas Cracking. mulai dari membobol komputer, menebar virus (tanpa tujuan - beberapa Hacker sejati ada yang menulis virus namun dengan tujuan yang jelas), hingga mengakali telepon (Phreaking). Para Hacker menyebut mereka sebagai orang malas yang tidak bertanggung jawab. Jadi, sangat tidak adil jika kita tetap menganggap bahwa Hacker itu jahat dan menakutkan karena sangat jelas bahwa Hacker bersifat membangun sementara Cracker bersifat membongkar.

Ingin jadi seorang Hacker?? Tidak ada kata sulit bagi mereka yang mau belajar. Untuk menjadi seorang Hacker anda harus menguasai beberapa bahasa pemrograman dan tentu saja sikap-sikap yang bisa membuat anda diterima di lingkungan mereka. Biasanya calon Hacker memulai dengan belajar bahasa [Python] karena bahasa ini tergolong bahasa pemrograman yang termudah. Bahasan mengenai bahasa ini bisa anda lihat di www.python.org. Setelah itu anda juga harus menguasai [java] yang sedikit lebih sulit akan tetapi menghasilkan kode yang lebih cepat dari Python, [C], [C++] yang menjadi inti dari UNIX, dan [Perl] (www.perl.com ) serta [LISP] untuk tingkat lanjut.
Setelah menguasai semua kemampuan dasar diatas, calon Hacker disarankan untuk membuka salah sati versi UNIX open-source atau mempelajari LINUX, membaca kodenya, memodifikasi dan menjalankannya kembali. Jika mengalami kesulitan, disarankan untuk berkomunikasi dengan club pengguna Linux [ www.linpeople.org]
Sisi menarik dari seorang Hacker adalah dimana mereka saling bahu-membahu dalam menyelesaikan sebuah masalah dan membangun sesuatu. Tetapi sayangnya, kehidupan mereka yang menghabiskan 90% waktunya untuk aktivitas Hacking bukanlah hal yang baik. Kalau memang benar-benar ingin jadi Hacker, jadilah Hacker yang baik dengan memanfaatkan Teknologi Informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar