Minggu, 22 April 2012


Langkah PSSI dalam menghadapi sanksi FIFA
Saya yakin Anda semua masih ingat kekalahan telak timnas U-21 atas Bahrain dengan skor yang cukup mencengangkan, yaitu 10-0. Saat pertama kali saya melihat itu, saya merasa ada yang aneh. Saya yakin timnas tidak sebodoh itu melawan Bahrain. Kemampuan timnas kita bisa di bilang sama ataubahkan lebih baik dari timnas Bahrain, tapi mengapa skor bisa telak seperti itu? Hanya timnas U-21 dan PSSI yang bisa menjawabnya. Hal ini pun mendapat perhatian dari FIFA. Menurut mereka ada yang aneh dengan skor pertandingan tersebut. Sebelumnya, Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA akan melakukan investigasi terkait pertandingan kualifikasi tersebut. FIFA curiga karena dari enam kali pertemuan terakhir kedua tim, Bahrain tidak pernah meraih kemenangan lebih dari dua gol. FIFA pun sempat meminta penjelasan dari PSSI.

IPL juga merupakan polemik yang berpotensi menjadi sanksi. FIFA telah mengangap kompetisi LPI itu sebagai kompetisi yang ilegal. Masih menurut PSSI, mereka mengklaim telah diberi wewenang penuh oleh FIFA untuk mengambil langkah-langkah cepat guna mengatasi masalah ini.
PSSI sudah mengambil beberapa tindakan untuk merespons petunjuk FIFA, di antaranya mencoret keanggotaan Persema Malang, PSM Makassar, dan Persibo Bojonegoro dari PSSI. Kemudian, induk sepak bola tertinggi Indonesia itu juga telah melarang pemain lokal yang bermain di LPI untuk membela timnas Indonesia, contohnya Irfan Bachdim (Persema).

Salah satu contoh sanksi FIFA adalah sanksi atas kapten timnas U-23 , Aji Santoso, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berupa larangan mendampingi tim dalam empat pertandingan internasional dan denda CHF 6.000 (enam ribu franc Swiss) atau sekitar Rp 60 juta.
Namun FIFA tidak akan meberikan sanksi kepada Indonesia, berikut kutipannya:


Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Informasi itu diperoleh pegiat Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia dari Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke dalam pertemuan di markas FIFA, Zurich, Swiss, Minggu (29/5/2011).



"Confirm (dipastikan) tidak ada sanksi buat Indonesia dan tidak ada di agenda kongres. Saya baru bertemu Jerome Valcke," kata Farid Rahman, delegasi khusus Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia (GRSNI), melalui pesan singkat (SMS), seusai bertemu Valcke. Untuk meyakinkan pertemuannya dengan "orang penting kedua" FIFA itu, ia mengirim fotonya bersama Valcke.

Prayogi Karindyka
10109622
3 KA 15

Sumber: bola.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar